Jurnal Nutrisi Ternak Tropis
https://jnt.ub.ac.id/index.php/jnt
<p>Jurnal Nutrisi Ternak Tropis (JNT) is a scientific open access journal published by Department of Animal Nutrition and Feed Sciences, Faculty of Animal Science, Universitas Brawijaya. JNT is a peer-reviewed journal published twice a year in March and September.</p> <p> </p> <p>All submitted articles shall never been published elsewhere, original and not under consideration for other publication. JNT has been indexed in <strong>Garba Rujukan Digital (GARUDA), Google Scholar, Dimensions, Crossre</strong>f and has been accredited as the scientific journal with category <strong>Sinta 3</strong> for five years (1 September 2018 - 1 September 2022) by Ministry of Research, Technology and Higher Education of the Republic of Indonesia (SK No. 158/E/KPT/2021, 9 December 2021).</p> <p><a href="http://u.lipi.go.id/1538365880" target="_blank" rel="noopener">E-ISSN 2654-993X</a> | P<a href="http://u.lipi.go.id/1570005976" target="_blank" rel="noopener">-ISSN 2714-8068</a></p> <div id="__if72ru4sdfsdfrkjahiuyi_once" style="display: none;">Â </div> <div id="__if72ru4sdfsdfruh7fewui_once" style="display: none;">Â </div> <div id="__hggasdgjhsagd_once" style="display: none;">Â </div>en-USJurnal Nutrisi Ternak Tropis2714-8068<p>Authors who publish with this journal agree to the following terms:</p> <ol start="1"> <li>Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/) that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.</li> <li>Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.</li> <li>Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access, http://opcit.eprints.org/oacitation-biblio.html).</li> </ol> <div> </div> <div id="__if72ru4sdfsdfrkjahiuyi_once" style="display: none;">Â </div> <div id="__if72ru4sdfsdfruh7fewui_once" style="display: none;">Â </div> <div id="__hggasdgjhsagd_once" style="display: none;">Â </div>Pengaruh Penambahan Feed Additive Berupa Sari Kunyit (Curcuma domestica Val.) dan Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) untuk Sapi Peranakan Simmental di Departemen Riset PT. Petrokimia Gresik
https://jnt.ub.ac.id/index.php/jnt/article/view/129
<p>Departemen Riset PT. Petrokimia Gresik memiliki prinsip untuk selalu mengoptimalkan biaya produksi, tercapainya tujuan yang diinginkan salah satunya selalu berinovasi pada produk yang dibuat. Temulawak dan kunyit merupakan salah satu jenis akar-akaran yang mengandung minyak atsiri dan kurkumin. Minyak atsiri itu sendiri berfungsi untuk mencerna bahan kimia beracun di dalam tubuh, meningkatkan pembentukan sel dan menyediakan oksigen (O<sub>2</sub>) yang dibutuhkan, dapat merangsang sistem imun (kekebalan tubuh), sedangkan kurkumin berperan sebagai zat yang dapat membangkitkan nafsu makan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penambahan <em>feed additive</em> berupa sari kunyit dan temulawak pada Sapi Peranakan Simmental terhadap pertambahan bobot badan, konsumsi ransum, konsumsi hijauan, efisiensi penggunaan ransum dan <em>feed cost per gain</em>. Perlakuan yang diaplikasikan dalam penelitian ini meliputi kontrol dan <em>feed additive</em> berupa sari kunyit dan temulawak sebanyak 200 ml. Data hasil penelitian ditabulasi menggunakan Ms. Excel kemudian dianalisis menggunakan uji <em>paired sample t-test</em> dengan taraf 5%. Peubah yang diamati meliputi pertambahan bobot badan, konsumsi ransum, konsumsi hijauan, efisiensi penggunaan ransum dan <em>feed cost per gain. </em>Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penambahan <em>feed additive </em>berupa sari kunyit dan temulawak sebanyak 200 ml tidak mempengaruhi pertambahan bobot badan, konsumsi ransum, konsumsi hijauan, efisiensi penggunaan ransum dan <em>feed cost per gain</em> ternak Sapi Peranakan Simmental.</p>Alfani Khurun'inNovita Dewi KristantiSutoyo Sutoyo
Copyright (c) 2023 Jurnal Nutrisi Ternak Tropis
http://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2023-03-292023-03-296110.21776/ub.jnt.2023.006.01.1Analisis Potensi Daun Gamal Sebagai Pakan Kambing Pada Perkebunan Lada Menggunakan Tiang Pohon Gamal (Gliricidia sepium)
https://jnt.ub.ac.id/index.php/jnt/article/view/135
<p>Analisis kapasitas daya tampung dari produksi gamal dalam satu hektar pada pertanian lada berpenyangga pohon gamal dapat dijadikan sebagai indikator dasar jumlah ternak kambing yang dipelihara pada sistem integrasi tanaman lada dengan ternak kambing. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana daya dukung daun gamal pada perkebunan lada berpenyangga pohon gamal terhadap pengembangan peternakan kambing. Rataan luas lahan petani lada dengan menggunakan gamal sebagai penanggah yaitu 2,98±0,58 hektar/keluarga, jumlah tiang gamal 3.261±630,21 pohon, dan jarak tanam 3m x 3m (9 m<sup>2</sup>). Produksi daun gamal 13,14±2,99 kg/pohon/panen, produksi gamal per hektar yaitu 62.767,9±19.935,78 kg/tahun (62,76 ton/tahun). Kapasitas daya tampung daun gamal dari produksi 15.880 kg/hektar/tahun bahan kering yaitu sebanyak 44 ekor kambing/tahun. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa untuk satu hektar lahan perkebunan lada yang menggunakan penyangga pohon gamal dengan jarak tanam 3 m x 3m, dapat memproduksi daun gamal dengan bahan kering 15.880 kg/tahun dan mampu memenuhi kebutuhan ternak sebanyak 44 ekor.</p>Muhtar AminSyahrirJunaedi Junaedi
Copyright (c) 2023 Muhtar Amin, Syahrir, Junaedi Junaedi
http://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2023-03-292023-03-296110.21776/ub.jnt.2023.006.01.2Pengaruh Penambahan Myristic Acid dan Tanin Terkondensasi pada Pakan Lengkap Berbasis Jerami Jagung Terhadap Nilai Degradasi dan Konsentrasi Nh3 Secara In Vitro Produksi Gas
https://jnt.ub.ac.id/index.php/jnt/article/view/146
<p>Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi pengaruh suplementasi <em>M</em><em>yristic acid</em> dan tanin terkondensasi pada pakan lengkap berbasis jerami jagung terhadap nilai degradasi bahan kering (DBK), nilai degradasi bahan organik (DBO), <em>rumen degradable protein</em> (RDP) <em>undegradable protein</em> (UDP), dan konsentrasi NH<sub>3</sub> secara <em>in vitro </em>produksi gas. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakan sumber serat antara lain jerami jagung dan kulit kopi serta konsentrat yang disusun menjadi pakan lengkap (<em>completed feed</em>). Bahan aditif yang digunakan adalah tanin terkondensasi dan <em>M</em><em>yristic acid</em>. Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan secara <em>in vitro </em>dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari empat perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah P1: jerami jagung 40% + Konsentrat 60%; P2: jerami jagung 40% + Konsentrat 60% + Tanin Terkondensasi 3% Kg BK + <em>Myristic </em><em>a</em><em>cid 20 </em>g/kg BK<em>; </em>P3: jerami jagung 40% + Konsentrat 60% + Tanin Terkondensasi 3% Kg BK + <em>Myristic </em><em>a</em><em>cid 30 </em>g/kg BK<em>; </em>P4: jerami jagung 40% + Konsentrat 60% + Tanin Terkondensasi 3 % Kg BK + <em>Myristic </em><em>a</em><em>cid 40 </em>g/kg BK<em>.</em> Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tanin terkondensasi dan <em>myristic acid </em>pada pakan lengkap memberikan pengaruh tidak berbeda nyata (P<0,05) terhadap nilai DBK, DBO, RDP dan UDP serta memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P>0,05) terhadap konsentrasi NH<sub>3. </sub>Dapat disimpulkan bahwa penambahan tannin terkondensasi dan <em>M</em><em>yristic acid</em> dapat menurunkan nilai DBK, DBO, RDP dan konsentrasi NH<sub>3</sub> serta mampu meningkatkan nilai UDP.</p>Dhesinta PangestutiSiti Chuzaemi Mashudi Mashudi
Copyright (c) 2023 Dhesinta Pangestuti, Siti Chuzaemi , Mashudi Mashudi
http://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2023-03-292023-03-296110.21776/ub.jnt.2023.006.01.3Pengaruh Pemberian Kompleks Kalsium dan Ampas Jamu Dalam Pakan Terhadap Jumlah Leukosit dan Diferensial Leukosit Pada Itik Petelur Mojosari (Anas javanica) Umur 32 Minggu
https://jnt.ub.ac.id/index.php/jnt/article/view/149
<p>Penggunaan <em>Natural Growth Promotor </em>(NGP) dalam fitobiotik sebagai pengganti <em>Antibiotics Growth Promoters </em>(<em>AGP</em>) sedang gencar digunakan dengan memanfaatkan tanaman obat herbal Indonesia berupa ampas jamu untuk memacu pertumbuhan, meningkatkan efisiensi pakan dan produktivitas serta menekan konversi pakan. Penelitian bertujuan untuk memperoleh informasi tentang kompleks kalsium dan ampas jamu di dalam ransum pakan itik pada deskripsi diferensisasi leukosit (limfosit, heterofil, monosit, eosinophil, basophil dan rasio H/L). Materi dalam penelitian menggunakan 120 ekor itik petelur mojosari fase bertelur umur 24 minggu, kandang jenis postal yang secara acak di bagi menjadi enam perlakuan empat ulangan dengan masing-masing lima ekor itik pada setiap perlakuan. Penelitian ini terdiri atas perlakuan: P<sub>0</sub> (pakan tanpa perlakuan dan tanpa antibiotik), P<sub>1</sub> (pakan tanpa perlakuan dan antibiotik <em>zinc bacitracin </em>0,25%), P<sub>2</sub> (pakan tanpa perlakuan + kalsium ampas jamu 0,25%), P<sub>3</sub> (pakan tanpa perlakuan + kalsium ampas jamu 0,5%), P<sub>4 </sub>(pakan tanpa perlakuan + kalsium ampas jamu 0,75%) dan P<sub>5</sub> (pakan tanpa perlakuan + kalsium ampas jamu 1%). Pakan perlakuan dalam penelitian ini di berikan selama 60 hari. Di akhir masa penelitian, sampel diambil untuk pemeriksaan darah lengkap. Analisis ANOVA <em>oneway </em>digunakan untuk analisis statistik data. Efek signifikan dilanjutkan dengan <em>Duncan </em>sebagai uji lanjut dan data divisualisasikan menggunakan aplikasi <em>prism</em>. Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa penambahan kalsium dan ampas jamu tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap nilai leukosit dan diferensial leukosit terdiri dari (limfosit, heterofil, monosit, eosinophil, basophil dan rasio H/L). Hasil penelitian dapat disimpulkan penambahan kompleks kalsium dan ampas jamu di dalam pakan dengan konsentrasi berbeda selama 60 hari tidak berpengaruh terhadap diferensial leukosit itik petelur mojosari, meskipun kondisi tersebut secara fisiologi masih normal.</p>Muhammad Andika Yudha HarahapMuhammad Halim NatsirCindy Audina DamayantiSyahputra WibowoDanung Nur AdliOsfar Sjofjan
Copyright (c) 2023
http://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2023-03-292023-03-296110.21776/ub.jnt.2023.006.01.4Pengaruh Penggunaan Mikroenkapsulasi Kunyit (Curcuma longa Linn) Dalam Aditif Pakan Terhadap Kualitas Telur Dari Burung Puyuh
https://jnt.ub.ac.id/index.php/jnt/article/view/151
<p>Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan mikroenkapsulasi kunyit pada kualitas telur meliputi internal (<em>haugh unit</em>, berat kuning telur, berat putih telur, kadar kolesterol kuning telur serta aktivitas antioksidan pada kuning telur burung puyuh) dan eksternal (berat telur, berat kerabang dan ketebalan kerabang telur puyuh). Materi penelitian ini adalah mikroenkapsulasi kunyit dan 220 ekor burung puyuh betina. Metode penelitian ini adalah secara eksperiment terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang digunakan ialah P0 (pakan basal), P0+ (pakan basal+0,1% antibiotik), P1 (pakan basal+0,1% mikroenkapsulasi kunyit), P2 (pakan basal+0,2% mikroenkapsulasi kunyit) dan P3 (pakan basal+0,3% mikroenkapsulasi kunyit). Variabel yang diukur meliputi berat telur, <em>h</em><em>augh </em><em>u</em><em>nit</em>, berat kuning telur, berat putih telur, berat kerabang telur, ketebalan kerabang, kadar kandungan kolesterol telur dan aktivitas antioksidan kuning telur puyuh. Data penelitian di analisis statistik dengan analisis ragam (ANOVA), apabila pengaruhnya berbeda maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan’s. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan mikroenkapsulasi kunyit berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kandungan kadar kolesterol pada kuning telur puyuh, tetapi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter lainnya. Mikroenkapsulasi kunyit hingga level 0,1% mampu meningkatkan kualitas telur dengan menurunkan kadar kolesterol kuning telur burung puyuh.</p>Derana Tri MustikawatieOsfar SjofjanEko Widodo
Copyright (c) 2023
http://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2023-03-292023-03-296110.21776/ub.jnt.2023.006.01.5Pengaruh Penambahan Tributyrin dan Vitamin D dalam Pakan Terhadap Performen dan Kualitas Telur Ayam Petelur
https://jnt.ub.ac.id/index.php/jnt/article/view/152
<p>Tujuan dari penambahan tributyrin dan vitamin D dalam pakan adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh terhadap performen dan kualitas telur ayam petelur. Materi yang digunakan adalah ayam petelur strain Isa Brown umur 76 minggu dengan bobot rata-rata 2 kg sebanyak 384 ekor, tributyrin, vitamin D, dan pakan basal. Pengambilan data dilakukan selama 8 minggu. Metode penelitian menggunakan percobaan lapang dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan kontrol (P<sub>0</sub>) menggunakan pakan kontrol; P<sub>1</sub>: ditambah 0,4% tributyrin + 0,6% vitamin D<sub>3</sub>:P2; + 0,5% tributyrin + 0,5% vitamin D<sub>3</sub>; P3: ditambah 0,6% tributyrin + 0,4% vitamin D3. Hasil penelitian menunjukkan penambahan tributyrin dan vitamin D tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan, HDP, berat telur, <em>eggmass</em>, HHP, <em>Haugh Unit </em>(HU), indeks putih telur, indeks kuning telur, warna kuning telur, dan tebal cangkang; namun berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap berat cangkang. Data konsumsi pakan berturut-turut dari P<sub>0</sub>, P<sub>1</sub>, P<sub>2 </sub>dan P<sub>3</sub> adalah 115,65; 109,86; 116,04 dan 111,97 g/ekor/hari. Nilai HDP tertinggi pada P<sub>3 </sub>(67,01%) dimana lebih tinggi sekitar 3% dibanding P0 (64,02%). Berat telur pada P<sub>1</sub> (65,77 g), P<sub>2</sub> (67,73 g) dan P<sub>3 </sub>(65,01 g) lebih tinggi dibanding P<sub>0</sub> (64,35 g). <em>Egg mass</em> tertinggi pada P<sub>3</sub> (53,56 g), sedangkan P<sub>0</sub> (41,18 g); dan HHP tertinggi pada P<sub>3</sub> (65%) dibanding P<sub>0</sub> (61,09%). Indeks albumin sekitar 0,08 hingga 0,09 mm dan indeks kuning sekitar 0,41-0,43 mm. Warna kuning rata-rata sekitar 8,9 hingga 9,28 dan <em>haugh unit </em>83,3 hingga 92,15. Tebal cangkang 0,46 hingga 0,48 mm, sedangkan berat cangkang ini tertinggi pada P<sub>2</sub> (8,6 g) dan terendah pada P<sub>3</sub> (7,9 g). Kesimpulan dari pengaruh penambahan tributyrin dan vitamin D dalam pakan ayam petelur mendekati afkir menunjukkan peningkatan terhadap performan, yakni HDP, berat telur, <em>egg mass,</em> HHP dan berat serta tebal cangkang. Kombinasi perlakuan terbaik pada penggunaan tributyrin 0,6% dan vitamin D 0,4% yang mampu meningkatkan perfomans ayam petelur.</p>Heli TistianaHeaven Nila Nanda Pratama
Copyright (c) 2023
http://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2023-03-292023-03-296110.21776/ub.jnt.2023.006.01.6Evaluasi Evaluasi Penggunaan Kombinasi Aditif Berbasis Molases dan Sirup Komersial Afkir yang Dapat Menstimulasi Pertumbuhan Mikroba Baik Terhadap Profil Fermentasi Silase Tebon Jagung
https://jnt.ub.ac.id/index.php/jnt/article/view/153
<p>Biomassa tanaman jagung masih mengandung nutrisi tinggi sehingga potensial dijadikan sebagai bahan pakan, namun kadar air biomassa ini tinggi dan mudah rusak sehingga perlu diawetkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil fermentasi silase tebon jagung yang diensilase menggunakan kombinasi aditif molases dan sirup komersial afkir (SKA). Metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap terdiri atas 5 perlakuan dan 5 ulangan sebagai berikut: P1: Tebon Jagung + Molases 100% BK (26,3 g), untuk P2, P3, P4, dan P5 masing-masing ditambah dengan sirup komersial afkir sebanyak 25%, 50%, 75%, dan 100% BK sebagai pengganti molases, selanjutnya diensilasekan selama 30 hari. Parameter yang diukur adalah persentase pertumbuhan jamur, pH, kandungan amonia, total VFA, dan nilai <em>fleigh</em>. Data dianalisis dengan analisis ragam. Perbedaan nilai antar perlakuan diuji lanjut dengan DMRT taraf 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan penggunaan sirup komersial afkir sebagai pengganti molases memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap pH, persentase pertumbuhan jamur, kandungan amonia, produksi toal VFA, dan nilai <em>fleigh </em>silase tebon jagung. Penggunaan SKA 100% BK (26,3 g) menghasilkan silase tebon jagung dengan persentase pertumbuhan jamur sekitar 0,53%, kandungan amonia sekitar 2,30 mM dengan nilai <em>fleigh </em>sekitar 113. Silase tebon jagung dengan nilai pH terbaik pada penggantian molases dengan SKA sebanyak 75% atau sekitar 19,7 g, sedangkan produksi total VFA silase tebon jagung tertinggi sekitar 58,1 mM yang menggunakan SKA sebanyak 50% (13,1 g) sebagai pengganti molases. Kesimpulan dari penelitian ini adalah SKA dapat dijadikan sebagai aditif silase pengganti molases.</p>Sadarman SadarmanJully HandokoDewi FebrinaRahmi FebriyantiRovi PurbaEndo Surya RamadhanNovia QomariyahGholib GholibRizki Amalia NurfitrianiDanung AdliFitrah Khairi
Copyright (c) 2023
http://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2023-03-292023-03-296110.21776/ub.jnt.2023.006.01.7Potensi Keragaman Genotipe Lokal Tanaman Koro Benguk (Mucuna pruriens) Sebagai Tanaman Pakan Ternak
https://jnt.ub.ac.id/index.php/jnt/article/view/154
<p>Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang keragaman sifat kuantitatif produksi hijauan beberapa genotipe lokal koro benguk (<em>Mucuna pruriens</em>) sebagai bahan seleksi perbaikan genetik tanaman. Benih dari 3 genotipe lokal koro benguk asal Sidoarjo, Surabaya, dan Ponorogo, ditanam dalam <em>polybag </em>(150 <em>polybag </em>untuk setiap genotipe lokal) selama 60 hari. Sifat produksi hijauan yang diamati adalah panjang batang, jumlah daun, bobot batang, bobot daun, dan berat hijauan. Sifat kuantitatif masing-masing genotipe lokal dianalisis untuk mengetahui keragaman dan potensinya sebagai bahan seleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe lokal asal Sidoarjo, Surabaya, dan Ponorogo memiliki keragaman dan potensi yang luas pada semua sifat kuantitatif yang diamati. Dapat disimpulkan bahwa ketiga genotipe lokal koro benguk (<em>Mucuna pruriens</em>) memiliki keragaman dan potensi yang tinggi untuk digunakan sebagai bahan seleksi yang efektif untuk pemuliaan hijauan.</p>Hanief Eko SulistyoChoerunnissa Eka PutriSiti Nurul KamaliyahHerni Sudarwati
Copyright (c) 2023
http://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2023-03-292023-03-296110.21776/ub.jnt.2023.006.01.8