Pengaruh Lama Fermentasi Ampas Putak (Corypha gebanga) Terhadap Kualitas Fisik dan Kualitas Kimia Menggunakan Aspergillus oryzae

Authors

  • Asih Yuliana Mahasiswa Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya Jalan Veteran, Ketawanggede, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65145
  • Siti Chuzaemi Dosen Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya Jalan Veteran, Ketawanggede, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65145

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.jnt.2019.002.01.3

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama fermentasi yang berbeda pada ampas putak (Corypha gebanga) menggunakan Aspergillus oryzae terhadap nilai pH, warna, aroma, tekstur, bahan kering (BK), bahan organik (BO), protein kasar (PK) dan serat kasar (SK). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan laboratorium dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 5 perlakuan dan 5 kali ulangan. Perlakuan terdiri dari P0 (ampas putak tanpa fermentasi), P1 (ampas putak + Aspergillus oryzae 0,9% difermentasi 24 jam), P2 (ampas putak + Aspergillus oryzae 0,9% difermentasi 48 jam), P3 (ampas putak + Aspergillus oryzae 0,9% difermentasi 72 jam), P4 (ampas putak + Aspergillus oryzae 0,9% difermentasi 96 jam). Data dianalisis dengan menggunakan metode analysis of variance (ANOVA) dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian terhadap nilai warna P0, P1, P2, P3, dan P4 berturut-turut yaitu (4,00; 2,68; 2,66; 1,74; dan 1,60). Hasil nilai aroma P0, P1, P2, P3, dan P4 berturut-turut yaitu (1,00; 2,98; 2,96; 2,54; dan 2,08). Hasil nilai tekstur P0, P1, P2, P3, dan P4 berturut-turut yaitu (1,00; 3,00; 3,38; 3,62; dan 3,64). Kandungan BK tertinggi pada P0 yaitu 87,29% disusul oleh P1 (46,18%), P2 (38,44%), P3 (33,06%) dan P4 (27,75%). Kandungan BO tertinggi pada perlakuan P0 yaitu 94,73% disusul oleh P1 (92,45%), P2 (89,91%), P3 (88,19%) dan P4 (86,72%). Kandungan PK tertinggi pada perlakuan P4 yaitu 27,04% disusul oleh P3 (24,08%), P2 (21,20%), P1 (16,05%) dan P0 (2,31%). Kandungan SK terendah pada P0 yaitu 7,38% disusul oleh P1 (8,59%), P2 (15,14%), P3 (19,22%) dan terjadi penurunan pada perlakuan P4 yaitu 17,28%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil yang terbaik ditinjau dari peningkatan kualitas fisik, PK, SK dan penurunan pH, BK, BO yaitu dengan fermentasi ampas putak selama 96 jam dengan menggunakan Aspergillus oryzae sebanyak 0,9%.

References

Abdelhadi, L., Santini, F., & Gagliostro, G. (2005). Corn silage or high moisture corn supplements for beef heifers grazing temperate pastures: effects on performance, ruminal fermentation and in situ pasture digestion. Animal Feed Science and Technology, 118(1–2), 63–78. https://doi.org/10.1016/J.ANIFEEDSCI.2004.09.007

Anggraeny, Y. N., & Umiyasih, U. (2009). Pengaruh Fermentasi Saccharomyces cerevisiae Terhadap Kandungan Nutrisi dan Kecernaan Ampas Pati Aren (Arenga pinnata MERR.). seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.

Anonimous. (2017). Manfaatkan Isi Batang Pohon Gewang. Malang: Dosen Undana Peroleh Gelar Doktordi Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya.

Eko, D. P., Junus, M., & Nasich, M. (2013). Pengaruh penambahan urea terhadap kandungan protein kasar dan serat kasar padatan lumpur organik unit gas bio. Repositori UB.

Fuah, A. M., & Pattie, W. A. (2014). The response of local and verenigde deutch lanvarken pigs to corypha gebanga feeding supplementation. Jurnal Veteriner , 15(4), 557–563.

Gozan, M., Samsuri, M., Siti, F. H., Bambang, P., & Nasikin, M. (2007). Sakarifikasi dan fermentasi bagas menjadi ethanol menggunakan enzim selulase dan enzim sellobiase. Jurnal Teknologi 3, 3(21), 209–125.

Hastuti, D., Nur, S. A., & Iskandar, B. M. (2011). Pengaruh perlakuan teknologi amofer (amoniasi fermentasi) pada limbah tongkol jagung sebagai alternatif pakan berkualitas ternak ruminansia. MEDIAGRO, 7(1), 55–65.

Herliani, Sulaiman, A., & Rahman, Z. (2014). Kualitas nutrisi dan fisik dedak padi yang difermentasi dengan menggunakan ragi tape sebagai bahan pakan itik alabio. Agroscientiae, 21(1), 37–41.

Hidayat, N. (2014). Karakteristik dan kualitas silase rumput raja menggunakan berbagai sumber dan tingkat penambahan karbohidrat fermentable. Agripet, 14(1), 42–49.

Hilakore, M. A. (2008). Peningkatan Kualitas Nutritif Putak Melalui Fermentasi Campuran Trichoderma reesei dan Aspergillus niger Sebagai Pakan Ruminansia. Institut Pertanian Bogor: Tesis. Sekolah Pasca Sarjana.

Hilakore, M. A., Suryahadi, Wiryawan, K., & Mangunwijaya, D. (2013). Peningkatan kadar protein putak melalui fermentasi oleh kapang trichordema reesei. Jurnal Veteriner, 14(2), 250–254.

Jayanti, D. (2013). Isolasi, karakterisasi, dan amobilisas α-amilase dari aspergillus oryzae FNCC 6004. Chem Info Journal, 1(1), 76–84.

Julendra, H., Damayanti, E., Sofyan, A., & Febrisiantosa, A. (2007). Karakteristik fisiko-kimia dan mikrobiologis pakan berbahan dasar onggok fermentasi selama penyimpanan. Jurnal Sains MIPA, 13(1), 1–5.

Kurnianingtyas, I. B., Pandansari, P. R., Astuti, I., Widyawati, S. D., & Suprayogi. (2012). Pengaruh macam ekselator terhadap kualitas fisik, kimiawi dan biologis silase rumput kolonjoro. Jurnal Tropical Animal Husbandry, 1(1), 7–14.

Kurniawan, H. (2016). Kualitas nutrisi ampas kelapa (Cocos nucifera L.) fermentasi menggunakan aspergillus niger. Buletin Peternakan, 40(1), 26–33. https://doi.org/10.21059/buletinpeternak.v40i1.9822

Lamid, M., Ismudiono, Koesnoto, Chusniati, S., & Vania. (2012). Karakteristik silase pucuk tebu (saccharum officinarum, linn) dengan penambahan lactobacillus plantarum. Jurnal Agroveteriner, 1(1), 1–10.

Lestari, S. (2001). Pengaruh Kadar Ampas Tahu yang Difermentasi Terhadap Efisiensi Pakan dan Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio). Institut Pertanian Bogor: Skripsi.

Martaguri, I., Mirnawati, M., & Muis, H. (2011). Peningkatan kualitas ampas sagu melalui fermentasi sebagai bahan pakan ternak. Jurnal Peternakan, 8(1), 38–43. https://doi.org/10.24014/JUPET.V8I1.206

Mirwandhono, E., Bachari, I., & Situmorang, D. (2006). Uji nilai nutrisi ubi kayu yang difermentasi dengan aspergillus niger. Jurnal Agribisnis Peternakan, 2(1), 91–96.

Miskiyah, Mulyawati, I., & Haliza, W. (2006). Pemanfaatan Ampas Kelapa Limbah pengolahan Minyak Kelapa Murni Menjadi Pakan. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.

Nurhayati, Sjofjan, O., & Koentjoko. (2006). Kualitas nutrisi campuran bungkil inti sawit dan onggok yang difermentasi menggunakan aspergillus niger. J. Indon. Trop. Anim. Agric, 31(3), 172–178.

Oramahi, H. A. (2006). Identifikasi jamur genus aspergillus pada gaplek di kabupaten gunung kidul. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, 12(1), 25–32.

Rihadini, R. A., Mukodiningsih, S., & Sumarsih, S. (2017). Kualitas fisik organoleptik limbah tauge kacang hijau yang difermentasi menggunakan trichoderma harzianum dengan level yang berbeda. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu, 5(2), 28–32. https://doi.org/10.23960/jipt.v5i2.p28-32

Rohmawati, D., Djunaidi, I., & Widodo, E. (2015). Nilai nutrisi tepung kulit ari kedelai dengan level inokulum ragi tape dan waktu fermentasi berbeda. TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production, 16(1), 30–33. https://doi.org/10.21776/ub.jtapro.2015.016.01.5

Sardjono, S. (2012). Kinetika pertumbuhan aspergillus oryzae KKB4 pada substrat padat serta aktivitas enzim kasar ekstraseluler untuk mereduksi aflatoksin B. AgriTECH, 28(4), 145–149. https://doi.org/10.22146/agritech.9785

Sariri, A. K., Soegiarti, A., & Sugiyanto. (2011). Peningkatan Nutrien Silage Pennisetum purpureum dengan Penambahan Berbagai Konsentrat Asam Formiat. Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.

Soares, D. (2018). Pengaruh Jenis Inokulum Aspergillus niger, Saccharomyces cerevisiae dan Lama Fermentasi Terhadap Komposisi Nutrisi Ampas Putak (Corypha gebanga) dan Aplikasinya Sebagai Pakan Ayam Pedaging. Malang: Tesis. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya.

Steel, R. G., & Torrie, J. H. (2003). Prinsip dan Prosedur Statistik, suatu Pendekatan Geometri. Jakarta: Gramedia.

Sukma, L. N., Zackiyah, & Gumilar, G. G. (2010). Pengkayaan asam lemak tak jenuh pada bekatul dengan cara fermentasi padat menggunakan aspergillus terreus. Jurnal Sains Dan Teknologi Kimia , 1(1), 66–72.

Susanti, E. D. (2015). Nilai Zat Makanan Hasil Fermentasi Ampas Kelapa (Cocos nucifera L.) Menggunakan Aspergillus oryzae dengan Waktu Fermentasi yang Berbeda. Malang: Skripsi. Universitas Brawijaya.

Winarno, F. G., & Fardiaz, D. (2000). Pengantar Teknologi Pangan. Jakarta: Gramedia.

Downloads

Published

2019-03-06