Identifikasi Pengaruh Maksimal Level Bekatul Terhadap Penampilan Produksi Ayam Petelur

Authors

  • Mohammad Farid Mahasiswa Bagian Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya Jalan Veteran, Ketawanggede, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65145
  • Eko Widodo Dosen Bagian Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya Jalan Veteran, Ketawanggede, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65145
  • Muhammad Halim Natsir Dosen Bagian Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya Jalan Veteran, Ketawanggede, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65145

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.jnt.2019.002.02.5

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengidentifikasi tentang bagaimana pakan yang mengandung bekatul dapat mempengaruhi penampilan produksi ayam petelur. Kandungan serat kasar bekatul sangat tinggi dan bekatul mengandung asam fitat yang merupakan anti nutrisi, sehingga bekatul memiliki batas penggunaan pada level tertentu dalam pakan. Penelitian ini menggunakan 100 ekor ayam petelur betina umur 30 minggu dan bahan pakan perlakuan. Metode yang digunakan adalah percobaan lapang dengan menggunakan empat perlakuan pakan dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Variabel dalam penelitian ini adalah konsumsi pakan, berat telur, hen day production, egg mass, konversi pakan, dan Income Over Feed Cost (IOFC). Metode analisis statistik yang digunakan untuk mengolah data hasil penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan analisis ragam dan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bekatul berbagai level dalam pakan tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan, berat telur, hen day production, egg mass, konversi pakan dan IOFC. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bekatul dapat digunakan dengan level tertinggi 30% dalam pakan dan tidak mempengaruhi perubahan performa produksi ayam petelur.

References

Amrullah, I. (2004). Nutrisi Ayam Petelur. Jakarta: Penebar Swadaya.

Herwintono, & Kurniawati, Y. E. (2001). Pengaruh penggunaan tepung jnagkrik dalam ransum terhadap konsumsi pakan, konversi pakan dan income over feed cost pada burung puyuh fase layer. Jurnal Protein, 17, 1013–1019.

Ketaren, P. (2002). Kebutuhan gizi itik petelur dan itik pedaging. Jurnal Wartazoa, 12(2), 37–46.

Kurniawan, H. K. (2001). Pengaruh Tingkat Pemberian Campuran Onggok dan Kotoran Ayam Kering Difermentasi Rhizopus sp dalam pakan terhadap penampilan Produksi Itik Petelur. Universitas Brawijaya.

Marhiyanto, B. (2004). Beternak Bebek Darat Petelur. Surabaya: Gitamedia Press.

NRC. (1994). Nutrient Requirement of Poultry (9th ed.). Washington, D.C: National Academic Press.

Ranto, & Sitanggang, M. (2005). Panduan Lengkap Beternak Itik. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Srigando, B. (1992). Produksi Ternak Air. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sutawi. (2007). Kapita Selekta Agribisnis Peternakan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press.

Downloads

Published

2019-09-27