Pengaruh Silase Rumput Odot (Pennisetum purpureum cv. Mott) dengan Penambahan Bakteri Lactobacillus plantarum Terhadap Produksi Gas dan Kecernaan Secara In Vitro

Authors

  • Alfian Sri Astutik Mahasiswa Bagian Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya Jalan Veteran, Ketawanggede, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65145
  • Artharini Irsyammawati Dosen Bagian Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya Jalan Veteran, Ketawanggede, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65145
  • Poespitasari Hasanah Ndaru Dosen Bagian Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya Jalan Veteran, Ketawanggede, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65145

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.jnt.2019.002.01.2

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan Lactobacillus plantarum dengan berbagai perlakuan pada silase rumput odot yang diinkubasi selama 21 hari terhadap produksi gas, nilai Metabolyzable Energy (ME) dan Net Energy (NE) serta nilai Kecernaan Bahan Kering (KcBK) dan Kecernaan Bahan Organik (KcBO). Bahan yang digunakan adalah rumput odot (Pennisetum purpureum cv. Mott), molases dan Lactobacillus plantarum. Metode yang digunakan yaitu percobaan laboratorium dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan apabila hasil menunjukkan perbedaan maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu P0: Rumput Odot (Pennisetum purpureum cv. Mott) + Molases 6% + Lactobacillus plantarum 0%; P1: Rumput Odot (Pennisetum purpureum cv. Mott) + Molases 6% + Lactobacillus plantarum 0,3%; P2: Rumput Odot (Pennisetum purpureum cv. Mott) + Molases 6% + Lactobacillus plantarum 0,6%; P3: Rumput Odot (Pennisetum purpureum cv. Mott) + Molases 6% + Lactobacillus plantarum 0,9%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penambahan Lactobacillus plantarum pada silase rumput odot  tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap produksi gas total, nilai potensi produksi gas (b), laju produksi gas (c), nilai Metabolizable Energy (ME), nilai Net Energy (NE), Kecernaan Bahan Kering (KcBK), dan Kecernaan Bahan Organik (KcBO). Nilai produksi gas total 48 jam, nilai c dan nilai ME yang cenderung tinggi pada perlakuan P2 yaitu 94,66, 0,018 ml/jam dan 9,73 MJ/Kg BK. Sedangkan nilai b, Nilai NE dan KcBK serta KcBO yang cenderung tinggi pada perlakuan P3 yaitu 174,47 ml/500 mg BK, 3,89 MJ/Kg BK, 64,88% dan 64,96%. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu nilai produksi gas total 48 jam, nilai c dan nilai ME yang cenderung tinggi pada perlakuan P2 yaitu penambahan Lactobacillus plantarum sebanyak 0,6% terhadap silase rumput odot. Sedangkan nilai b, Nilai NE dan Nilai KcBK serta KcBO yang cenderung tinggi pada perlakuan P3 yaitu silase dengan penambahan Lactobacillus plantarum sebanyak 0,9%.

References

Gusasi, A. (2014). Nilai pH, Produksi Gas, Konsentrasi Amonia dan VFA Sistem Rumen In Vitro Ransum Lengkap Berbahan Jerami Padi, Daun Gamal dan Urea Mineral Molases Liquid. Makasar: Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.

Intansari, W. D. (2016). Penambahan Enzim Kasar Selulase Pada Pembuatan Silase Rumput Gajah (Pennisteum purpureum), Rumput Odot (Pennisetum purpureum Shcum cv. Mott), Jerami Sorgum dan Jerami Padi. Institut Pertanian Bogor: Departemen Ilmu Nutrisi Dan Teknologi Pakan. Fakultas Peternakan.

Janet, A. (2005). Improving The Grazing Management Of Livestock Community Led Herds in Muminabad. Switzerland: Local Development Muminabad.

Jayanegara, A., & Sofyan, A. (2010). Penentuan aktivitas biologis tanin beberapa hijauan secara in vitro menggunakan ’hohenheim gas test’ dengan polietilen glikol sebagai determinan. Media Peternakan, 31(1), 44–52.

Khairulli, G. (2013). Kinetika Produksi Gas dan Kecernaan In Vitro Pakan Dengan Penambahan Mineral Organik Hasil Inokulasi dengan Saccharomyces Cerevisiae dan Suplementasi Hijauan Bertanin. Institut Pertanian Bogor: Skripsi. Departemen Ilmu Nutrisi Dan Teknologi Pakan Fakutas Peternakan.

Lawani, N. (2016). Pengaruh Tingkat Penggunaan Starter Lactobacillus plantarum Terhadap Kandungan Nutrien dan Produksi Gas Secara In Vitro Pada Silase Rumput Gajah (Pennisetum purpureum). Malang: Skripsi. Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya.

Lee, M., Hwang, S., & Chiou, P. (2000). Metabolizable energy of roughage in Taiwan. Small Ruminant Research : The Journal of the International Goat Association, 36(3), 251–259.

Makkar, H. P. S., Francis, G., & Becker, K. (2007). Bioactivity of phytochemicals in some lesser-known plants and their effects and potential applications in livestock and aquaculture production systems. Animal, 1(9), 1371–1391. https://doi.org/10.1017/S1751731107000298

Mc Donald, P., Edwards, R., & Greenhalgh, J. (2002). Animal Nutrition (6th ed.). New York.

Mukmin, A., Soetanto, H., Kusmartono, & Mashudi. (2014). Produksi gas in vitro asam amino metionin terproteksi dengan serbuk mimosa sebagai sumber condensed tannin (Ct). TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production, 15(2), 36–43.

National Research Council. (2000). Nutrient Requirement Of Beef Cattle (7th ed.). Washington, DC: National Academics Press.

Nur, K., Atabany, A., Muladno, M., & Jayanegara, A. (2018). Produksi gas metan ruminansia sapi perah dengan pakan berbeda serta pengaruhnya terhadap produksi dan kualitas susu. Jurnal Ilmu Produksi Dan Teknologi Hasil Peternakan, 3(2), 65–71.

Nurhaliq, M. (2017). Energi Metabolisme Pakan Komplit Berbasis Tongkol Jagung Dengan Kandungan Tepung Rese Berbeda Pada Ternak Kambing Jantan. Makasar: Skripsi: Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin.

R, R., Ratnakomala, S., Kartina, G., & Widyastuti, Y. (2005). Pengaruh penambahan dedak padi dan lactobacillus planlarum lBL-2 dalam pembuatan silase rumput gajah. Media Peternakan, 28(3), 117–123.

Ratnakomala, S., Ridwan, R., Kartina, G., & Widyastuti, Y. (2006). Pengaruh inokulum lactobacillus plantarum 1A-2 dan 1BL-2 terhadap kualitas silase rumput gajah (pennisetum purpureum). Biodiversitas, 7(2), 131–134.

Riswandi. (2014). Evaluasi kecernaan silase rumput kumpai (hymenachne acutigluma) dengan penambahan legum turi mini (sesbania rostrata). Jurnal Peternakan Sriwijaya, 3(2), 43–52.

Riswandi, Muhakka, & Lehan, M. (2015). Evaluasi nilai kecernaan secara in vitro ransum ternak sapi bali yang disuplementasi dengan probiotik bioplus. Jurnal Peternakan Sriwijaya, 4(1), 35–46. https://doi.org/10.33230/JPS.4.1.2015.2298

Sofyan, A. (2011). Efektivitas Inokulum Bakteri Asam Laktat dan Khamir dari Isolat Alami dengan Penambahan Dedak Padi Terhadap Kualitas Silase Rumput Raja. Yogyakarta: Tesis. Universitas Gadjah Mada.

Thalib, I. (2016). Pertumbuhan Rumput Gajah (Pennisetum Purpureum Cv. Mott) Pada Berbagai Konsentrasi Media Murashige dan Skoog Dengan Teknik Kultur Jaringan. Makasar: Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.

Wati, N. E., Achmadi, J., & Pangestu, E. (2012). In sacco ruminal degradation of nutrients of agricultural by products in the goat. Animal Agriculture Journal, 1(1), 485–498.

Wibisono, G. (2017). Pengaruh Umur Pemotongan dan Penambahan Molases Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Silase Rumput Odot (Pennisetum purpureum cv Mott) Secara In Vitro. Malang: Skripsi. Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya.

Widodo, D. S. (2014). Pengaruh lama fermentasi dan penambahan inokulum lactobacillus plantarum dan lactobacillus fermentum terhadap kualitas silase tebon jagung. Zea Mays, 1(1), 1–10.

Widodo, W., Wahyono, F., & Sutrisno, S. (2012). Kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik, produksi VFA dan NH3 pakan komplit dengan level jerami padi berbeda secara in vitro. Animal Agriculture Journal, 1(1), 215–230.

Zakariah, M. A., Utomo, R., & Bachruddin, Z. (2016). Pengaruh inokulasi lactobacillus plantarum dan saccharomyces cerevisiae terhadap fermentasi dan kecernaan in vitro silase kulit buah kakao. Buletin Peternakan, 40(2), 124–132. https://doi.org/10.21059/buletinpeternak.v40i2.9294

Downloads

Published

2019-03-06